Kalau kita melihat hal ini, tidakkah timbul pertanyaan dalam hati kita. Mengapa ikan tersebut melompat ? Apakah ikan itu melakukan kesalahan dengan tindakan yang dilakukannya? Ini adalah sebuah realita yang banyak terjadi dalam lingkungan kita khususnya di dalam komunitas pemelihara ikan dan sesuatu yang mungkin pernah kita lihat dengan mata kepala sendiri tetapi tidak pernah kita pikirkan. Siapa yang peduli?
Benar sekali, sedikit sekali orang yang peduli. Tapi kali ini kita mau mencoba melihatnya lebih dalam. Karena di balik lompatan ikan ternyata ada banyak hal yang bisa kita pelajari. Kita harus melihat apakah tindakan sang ikan yang melompat itu adalah tindakan yang benar ataukah salah? Jawabannya keduanya benar, karena kita bisa mengatakan tindakan tersebut salah dan juga dari sisi lain tindakan ikan tersebut bisa di bilang benar.
Salah, karena seperti kita ketahui bahwa tindakan yang di lakukan sang ikan sewaktu melompat, beresiko besar dan dapat menyebabkan tamatnya riwayat dari ikan tersebut. Kalau mau di hitung secara prosentase maka kemungkinan 90% ikan yang melompat akan mati. Bayangkan bila ikan tersebut merupakan ikan arwana yang berharga puluhan juta rupiah. Bukan hanya kematian ikan itu yang menyedihkan, tetapi terbayang di depan mata berapa besar kerugian yang di derita sang pemiik ikan.
Tapi bila kita melihat dari sisi yang lain tindakan tersebut bisa di benarkan. Sepanjang kita mengetahui motivasi dari tindakan sang ikan yang melompat tersebut. Dari analisa singkat dan realita yang ditemui, ada tiga motivasi utama yang menyebabkan sang ikan melompat. Antara lain adalah :
1. Terancam bahaya
Apabila kita menempatkan beberapa ikan dalam sebuah kolam ataupun akuarium yang sama apalagi diantaranya ada ikan yang buas dan suka memakan ikan lain. Bukan tidak mungkin ikan yang tertekan dan terpojok tersebut melompat tinggi dan keluar dari kolamnya. Ada sebuah naluri yang di miliki sang ikan untuk melarikan diri dari keadaaan bahaya yang dialaminya.
2. Tempat yang terlalu penuh
Sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, salah seorang kakak saya menjual ikan hias. Saking banyaknya koleksi ikan yang di miliki seringkali dalam sebuah kolam di isi melebihi kapasitas daya tampung ikan, yang mengakibatkan kolam penuh sesak sekali dengan ikan yang berenang kesana kemari. Dan terkadang dalam kondisi tersebut ada ikan yang melompat keluar dari tengah himpitan ikan yang berjejalan. Bayangkan ketika kita melihat orang berjejalan untuk mengantri sembako, saling dorong-dorongan dan berdesakan satu sama lain.
3. Tidak jelas
Terkadang ada juga ikan yang hanya hidup sendiri di kolam ataupun akuarium tiba-tiba saja melompat dari tempatnya dan keluar dari kolam. Ada yang mengatakan ikan tersebut stress, ada juga yang mengatakan ikan tersebut masih liar dan berbagai penjelasan lainnya yang menurut saya tidak terlalu jelas. Yang pasti saya sendiri menemuinya di depan mata ketika salah seekor ikan arwana kakak saya yang di peliharanya suatu hari melompat dari akuarium, namun beruntung adik saya melihatnya dan ikan tersebut bisa diselamatkan.
Dari sini kita bisa melihat ada beragam motivasi yang di miliki sang ikan yang melakukan lompatan, lalu apa kaitannya dengan kehidupan kita?
Sebenarnya kisah ikan yang melompat ini bisa kita terjemahkan ke dalam kehidupan kita masing-masing. Coba kita lihat, tidakkah kita juga hidup dalam sebuah komunitas dimana kita tinggal dan dalam sebuah lingkungan dimana kita hidup dan bekerja. Kita hidup bersama dengan seluruh penduduk dunia di dalam sebuah planet bernama bumi, kita masuk dalam komunitas sebuah universitas atau ruang lingkup kelurahan tertentu. Kita mempunyai kesamaan karena menjadi penduduk Jakarta dengan Fauzi Bowo sebagai Gubernurnya. Tidakkah semua itu bisa di kondisikan bahwa kehidupan kita sama seperti ikan dalam sebuah kolam ataupun akuarium yang di batasi oleh ruang tertentu. Sebagai mahluk ciptaan kita tidak bisa hidup diluar ruang. Hanya bedanya kita hidup di darat sedangkan ikan hidup di air.
Akuarium tempat kita hidup bisa di terjemahkan ke bermacam lingkungan dan komunitas di mana kita hidup dan berkarya. Dan lingkungan ataupun komunitas dimana kita hidup tidaklah selalu memberikan dampak yang baik bagi kehidupan kita. Seperti keadaan yang saya alami ketika remaja, saya dilahirkan dari sebuah keluarga besar dengan 10 orang bersaudara dan saya sebagai anak laki-laki ke 9. Dari 10 orang bersaudara tersebut ada 8 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Jadi saya mempunyai 7 kakak laki-laki yang beragam karakternya. Karena banyaknya anak laki-laki di keluarga kami, maka rumah kami seringkali dipenuhi anak laki-laki dan menjadi tempat nongkrong. Tidak perlu ditanyakan apa yang anak laki-laki muda lakukan saat berkumpul bersama, pokok pembicaraannya tidak lari dari masalah wanita, sex,judi, kekerasan dan narkoba.
Ini adalah sebuah kondisi lingkungan yang sangat tidak sehat, tetapi karena pada saat itu saya masih tidak mengerti dan tidak punya pilihan maka yang terjadi saya sempat terbawa arus lingkungan. Di lingkungan inilah pertama kali saya mengenal minuman keras, rokok, narkoba dan berbagai hal negatif lainnya.
Apa yang saya alami hanyalah contoh kecil dimana lingkungan memberi pengaruh terhadap kehidupan kita. Hal seperti ini bisa kita temui dilingkungan kerja dan kehidupan dalam beragam manifestasi yang berbeda. Kita sering melihat dan mendengar atau bahkan merasakan bagaimana sebagai karyawan yang bekerja dalam lingkungan yang negatif, baik itu pimpinan yang otoriter, semena-mena dan tidak bertanggung jawab ataupun lingkungan kerja yang jorok dipenuhi oleh budaya yang korup, tidak disiplin dan saling menjatuhkan.
Bukankah realita seperti ini banyak kita temui dalam perusahaan-perusahaan tempat di mana kita bekerja? Inilah yang dapat dikatakan bahwa akuarium / kolam yang kita sebut lingkungan atau tempat kita berkarya yang sudah menjadi suatu kondisi yang dapat membahayakan, merusak bahkan membunuh karakter diri. Di sebut demikian karena apabila kita terus tinggal dalam sebuah lingkungan yang kotor dan negatif, maka secara perlahan-lahan secara tidak sadar nilai-nilai tersebut masuk ke dalam diri kita.
Dilain sisi ada beberapa dari kita juga yang hidup dalam sebuah kondisi lingkungan ataupun komunitas yang membuat kita tidak bisa berkembang. Pada dasarnya Tuhan telah memberikan kepada kita talenta yang dapat kita kembangkan. Tapi terkadang talenta tersebut tidak berkembang dengan maksimal karena faktor lingkungan dimana kita berada. Bayangkan hal ini seperti kita menanam pohon mangga pada sebuah pot kecil, maka pohon mangga tersebut tidak akan pernah tumbuh menjadi sebuah pohon besar.
Lingkungan yang kotor bisa membunuh karakter, lingkungan yang tidak mendukung membuat kita tidak bisa bertumbuh secara maksimal. Lalu apa yang harus kita lakukan? Mungkin inilah saatnya bagi anda untuk melakukan sebuah lompatan. Yah.....sebuah lompatan dalam hidup Anda.
Kalau seekor ikan berani melakukan sebuah lompatan,tidakkah kita juga terkadang perlu untuk melakukannya. Tetapi sebaiknya sebelum melompat kita harus benar-benar mempersiapkannya. Seperti kita ketahui melompat itu beresiko,tetapi kalau kita tidak melompat akan jauh beresiko. Bila kita hanya diam dalam sebuah lingkungan dan tidak melakukan sesuatu apapun maka kita hanya mendapatkan sebuah pilihan yaitu mati secara perlahan. Tetapi bila kita melakukan sebuah lompatan setidaknya kita masih memiliki sebuah harapan.
Akhirnya yang mengetahui lebih jelas keadaan diri kita masing-masing adalah diri kita sendiri. Dan pada dasarnya banyak hal dari hidup kita yang haru terus kita kembangkan. Jangan biarkan lingkungan menghalangi kita untuk bertumbuh. Dan terkadang ada sebuah resiko yang harus kita ambil, tetapi kita bisa memiimalisasi resiko dengan sebuah persiapan yang baik.
Selamat melompat, melompat dengan persiapan dan dengan sebuah tujuan untuk menjadi lebih baik,
Salam derap dynamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar