Jumat, 12 Oktober 2007

Saatnya mendengarkan

Bahan Bacaan : Yeremia 35 : 1-19

Pernahkah suatu waktu anda memberitahu anak ataupun keponakan anda untuk tidak memegang panci yang panas, lalu karena rasa penasarannya anak tersebut tidak menghiraukankan kata-kata Anda, dia pegang panci tersebut. Apa yang terjadi ? sang anak akan menjerit dan menangis karena rasa panas yang dirasakan setelah menyentuh panci panas tersebut.

Dalam Yeremia 35 : 1-19, di catat bahwa Tuhan berbicara kepada bangsa Israel sebanyak 4 kali tetapi mereka tidak mau mendengarkan ( Yer 35 : 14b , 15b, 16b, 17b ).

Sekarang mari kita bayangkan satu peristiwa dimana anda memberitahu teman anda mengenai sesuatu yang baik dan berguna untuk dirinya, lalu teman anda tidak mau mendengarkan dan mengabaikannya. Kira-kira apa respon anda? Seringkali respons kita adalah marah, kecewa, bahkan ada beberapa orang yang akhirnya kesal dan tidak mau lagi memberitahukan sesuatu yang baik kepada temannya tersebut.

Kalau respon anda terhadap teman anda seperti demikian, maka kalau kita renungkan lebih dalam kitapun seringkali berlaku demikian. Sama seperti orang Israel yang tidak mau mendengarkan perkataan Tuhan, walaupun sudah berulang kali di sampaikan.

Banyak hal dalam kehidupan apa yang kita lakukan sama dengan kelakuan bangsa Israel. Kita banyak kali tidak mau mendengarkan, walaupun kita sebenarnya mendengar tapi kita memilih untuk mengabaikannya.

Sikap tidak mau mendengar tersebut seringkali kita lakukan terhadap :

  1. Tuhan

Dalam buku Purpose Driven Life, Rick Warren menjelaskan bahwa hidup kita mempunyai tujuan yaitu untuk memuliakan Tuhan tapi realita dalam kehidupan, kita lebih sering mengejar tujuan hidup kita dibandingkan tujuan yang Tuhan berikan. Kita mendengar dalam kotbah-kotbah, tetapi kita tidak melakukannya.

  1. Suami / Istri

Ditengah tuntutan kehidupan yang semakin tinggi, dimana suami dan istri bekerja, seringkali akhirnya kita melupakan waktu untuk berbicara dengan pasangan kita. Lebih banyak waktu kita digunakan untuk mendengarkan pimpinan atau pelanggan kita. Kita tahu pentingnya komunikasi dalam berkeluarga tetapi akhirnya karena terlalu capek membuat kita mengabaikannya

  1. Anak

Dalam budaya timur, ada anggapan bahwa orang tua lebih tahu banyak dibandingkan dengan anak-anak. Sehingga ketika anak-anak kita mengutarakan pendapat ataupun sesuatu, kita cenderung mendengarkan dengan setengah hati dan bahkan terkadang mengabaikannya.

  1. Teman /Kerabat

Dalam banyak contoh di Alkitab di jelaskan akan pentingnya rekan seiman untuk saling mendukung dalam Tuhan dan saling menguatkan. Tetapi sekarang ini banyak kali kita temukan orang lebih suka menyampaikan masalah ( curhat ) dibandingkan mendengarkan.

Sebagai anak Tuhan marilah kita belajar dari keturunan Yonadab bin Rekhab yang mendengarkan perintah bapa leluhur mereka ( Yer 35 : 14 ). Mereka tidak hanya mendengar tetapi juga melakukan apa yang diperintahkan.

Tuhan memberikan kepada kita dua buah telinga dan satu mulut, untuk mengingatkan kita bahwa kita harus lebih banyak mendengarkan di bandingkan dengan berbicara. Gunakan telinga kita untuk mendengarkan Firman Tuhan dan juga pasangan kita, anak-anak ataupun teman kita ketika mereka berbicara, bila selama ini kita kurang mendengar sekarang saatnya yang tepat untuk mulai belajar mendengar.

Ketika kita mendengarkan dengan baik maka kita akan dimampukan untuk melakukan apa yang kita dengar dengan penyertaan Tuhan.

Derap Dynamis

Tidak ada komentar: