Sebelum menjawab pertanyaan diatas, mari kita bayangkan di depan kita ada 2 buah benda. Yang pertama adalah sebuah peti barang tanpa kayu pengusung dan yang kedua adalah sebuah peti barang dengan kayu pengusung. Kalau kita di minta memindahkan peti yang pertama, maka kita akan mengalami sedikit kesulitan. Karena tidak adanya sesuatu untuk di pegang, sedangkan untuk peti yang kedua kita akan mudah mengangkatnya. Karena ada kayu pengusung yang membuat kita bisa mengangkat bersama-sama.
Gambar ini adalah gambar asli dari Tabut Allah yang hendak di pindahkan oleh Daud dan bangsa Israel.
Tabut Allah ini dilengkapi oleh kayu pengusung, supaya dengan itu tabut dapat diangkut.( Kel 25:14; Yos 3:3 )
Bila kita melihat cara Daud dan bangsa Israel memindahkan Tabut Allah, maka kita akan menemukan bahwa mereka memindahkan Tabut dengan menggunakan kereta dan bukan dengan mengangkat seperti yang di jelaskan dalam kitab Keluaran.
Inilah kunci penting untuk kita bisa memahami mengapa Tuhan membunuh Uza. Daud dan bangsa Israel lupa bahwa Tabut Allah adalah lambang kehadiran Allah ( Kel 25:22 ). Pada saat Musa mendirikan Kemah Suci, Tabut Allah di letakkan di dalam ruang Maha Suci yang hanya Imam Besar yang boleh masuk, itupun hanya 1 tahun sekali ( Ibr 9 :7 )
Kesalahan terbesar Daud dan bangsa Israel adalah mereka tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk memindahkan Tabut Allah. Mereka mengangkut Tabut Allah dengan menggunakan kereta yang di tarik lembu ( II Sam 6:6 ), padahal sudah jelas dalam Keluaran di tegaskan bahwa Tabut Allah harus diangkut oleh manusia ( kel 10:8 )
Jadi kita bisa mengerti kenapa Tuhan membunuh Uza? Karena Daud dan bangsa Israel menggangap sepele akan hadirat Allah. Dan mereka tidak belajar bagaimana cara mengangkut tabut Allah dengan benar.
Kitapun sebagai manusia sering kali melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan oleh Daud dan bangsa Israel.
Kita tahu bahwa Allah hadir dalam kehidupan kita, tetapi kita menganggap sepele kehadiranNya. Kita sudah diberikan Alkitab, tapi kita tidak pernah mempelajarinya. Sehingga seringkali kita melakukan kesalahan dan menyakiti Tuhan tanpa pernah menyadarinya.
Marilah dari kejadian ini kita belajar bagaimana kitapun harus selalu menyadari bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidup kita, biarlah kita hidup untuk memuliakan Dia melalui segala tingkah laku kita sehari-hari. Dan agar kita tidak melakukan kesalahan dan menyakiti Tuhan, kita harus terus belajar Firman Tuhan. Menggali, merenungkan dan mengaplikasikan dalam kehidupan kita.